Jumat, 27 September 2013

Kebetulan Semesta

Tempat ini, dua tahun yang lalu. Sudah hampir larut. Aku berdiri di lobby gedung, baru saja menyelesaikan kursus. Temanku yang lain terlalu ‘sibuk’ untuk menemaniku menunggu jemputan. Aku memperhatikan orang-orang yang datang dan pulang, saat kulihat sosok familiar. Dia. Ya, dia. Duduk dan sibuk dengan handphonenya, dengan teman-teman sekolahnya. Nampaknya dia sadar ada yang memandanginya. Dia menoleh ke arahku. Atau ke lobby. Aku yang tersentak spontan membuang muka. Padahal ingin sekali kusapa dia. Padahal ingin sekali sekedar berbasa-basi. Atau melihat senyumnya. Wajahku rasanya memerah, ummm, atau memang merah ? Ahhh ! Aku kembali memandanginya. Dia menunduk. Sesaat kemudian handphoneku berbunyi. “Halo ?”, “Mama di depan, ayo pulang” sahut orang diseberang. Aku lalu turun ke parkiran, melewatinya. Dia, sudah tak sibuk lagi dengan handphonenya. Tapi aku terlalu bodoh hingga tak menyapanya karena kupikir dia sudah lupa aku.


Hingga aku menemukan akun Twitternya.

“Halooo, masih ingat ? Followback dong kakak” “Masih kok, udah, sip” “Sekalian followback blogku ya ?” Saat itu dia masih heboh soal blog yang baru dibuatnya. Ah, biasa. Nanti juga bosan, gak pernah di-update. Walaupun sudah lama nggak sekelas lagi di kursus, jelas aku senang kalau dia masih ingat aku. Ah, waktu masih sekelas, teman dekatku Yas sering dikatai suka sama Dia karena kelihatannya dekat sekali. Apalagi kalau Ami ada. Seringkali kami berdua dicubiti Yas karena terlalu keras bercandanya. Tapi kalau Dia nggak ada, orang pertama yang mengetahui alasannya hanya Yas. Mereka sering berkomunikasi rupanya. Dan Yas masih menolak dibilang suka sama Dia. “Ah, jangan-jangan kamu yaa yang suka ? Hayo !” goda Yas suatu hari. Tidak. Tidak salah lagi, bisikku dalam hati. Aku tahu Yas suka. Yas adalah teman yang baik. Dan mengatakan yang sejujurnya rasanya tidak mengenakkan.

Lama sudah aku tidak pergi ke tempat kursus itu. Sibuk dengan ujian dan kegiatan sekolah lainnya. Aku dan Ami di sekolah yang sama. Kami, Yas, dan Dia masih mengontak satu sama lain. Bahkan aku dan Ami masih mengatai Yas dan Dia. Lucu sekali. Bisa dibilang lain di kata lain di hati. Ya, ya. Bisa jadi. Bisa jadi. Tahun-tahun akhir di kelas 9 aku sempat mengikuti suatu perlombaan di sekolah Dia yang sekarang menjadi sekolahku juga. Awalnya aku nggak tau, lalu dia lewat dekat sekali. Beberapa detik aku lupa bahwa aku ada ditengah perlombaan. Dan setelah dia menghilang rasanya pikiranku terbawa. Ah, sangat berlebihan tapi aku benar-benar hilang fokus saat itu. Aku. Aku ingin ke sekolah ini tahun depan !

“Cari SMA mana memangnya ?”
“SMA yang sama biar ketemu kamu”
Dia pikir aku bercanda.

“AAAAHHH. I’M IN !!!”
“Congratulation, buddy !”

Huh, buddy.

Minggu pertama di sekolah Dia, saat-saat orientasi sekolah. Rasanya aku tak ingin dia melihat mukaku yang sangat-minta-dikasihani-senior. Namun entah kenapa dia menengok ke dalam kelas dimana aku duduk diawasi Para Senior. Aku tak tahu bila dia melihatku atau tidak yang jelas aku berusaha menutup mukaku dengan tangan. Hari berikutnya aku terlambat dan langsung berlari ke barisan. Dan dia, berdiri di samping tangga, di belakang barisan. Dekat sekali. Dia sempat melihatku, dan langsung berbalik. Huh. Lalu hari berikutnya lagi, dia berdiri di koridor kelas lantai dua yang terbuka. Artinya dia bisa melihat seluruh isi lapangan upacara yang dipenuhi siswa orientasi. Dengan sweater hijaunya dia berdiri cukup lama. Ah, terik matahari pagi itu rasanya berubah sejuk. Sialnya, siswa orientasi gak bisa lama-lama di lapangan. Setelah hari orientasi yang panjang, aku menyapanya via Twitter.
“Hai, sweater hijau” “Haha, you noticed me” “Of course it’s obvious,  you stood there !

No, It’s obvious because you’re something to me.

Sepekan akhirnya orientasi sekolah selesai. Aku mulai ditempatkan di kelas dan perkenalan oleh beberapa guru. Walaupun  begitu, masih belum ada kegiatan belajar yang efektif, sehingga aku sering keluar kelas saat jam pelajaran. Aku suka mondar-mandir di tangga. Hari itu juga, tak sengaja kulihat dia, dan sweater hijaunya. Kaget, aku menarik tangan temanku yang sedari tadi bersama. Dan dia melihat gerakan mendadakku sempat menoleh ke tangga, melihatku, dan berbalik ke kelasnya. Awalnya aku mondar-mandir di tangga lalu bermaksud membeli makan di kantin. Tapi lagi-lagi rasanya hilang dibawa pergi. Benakku menyesal, dipenuhi dengan pertanyaan, Kenapa menghindar ? Kenapa gak disapa ? Kenapa sekarang gak bisa ngomong ?

Ya. Sifat dasar manusia. Nyesel belakangan.
Dan beraninya ngomong di Twitter. Di chat. Haha, pengecut.

“Berani gak kamu nyatain perasaan ke dia ? Sumpah, rugi kamu kayak gini tapi dia gak tau seberapa besar pengorbananmu cuma buat ketemu dia.” “Nggak” Gita, satu-satunya orang yang kupikir aman untuk curhat tentang dia, selain expert dalam masalah’ suka-sukaan’ nyaranin supaya ‘berhenti dan pindah’ dari dia. “It’s not that easy”I know, right ! Move on sedikit demi sedikit” “Buat apa aku kejar  sampai hampir 2 tahun kalau akhirnya harus pindah” “Err…This is the first time aku liat kamu kayak gini…”

Aku pikir udah waktunya, deh. Gerak-geriknya selalu menghindar. Sudah susah ditolehin karena sembunyi di balik punggung-punggung orang yang pergi. Aku ingin pergi juga. Tapi berat. Berat sekali. Berat tapi kosong dan berlubang-lubang. Lihat, aku mulai meracau. Tebak kenapa ? Ya. Dia lagi, muncul. Membalas pesan lama. Bukankah berarti dia memperhatikanku ? He does gives a shit about me. Oh, tunggu. Cuma info rilis lagu yang kebetulan aku suka, dan kebetulan dia suka. Kebetulan semesta. Kebetulan suka hal yang sama ? Kebetulan nyambung kalau ngobrol ? Kebetulan ada kesempatan balas pesan atau sekedar sambar-tweet ? Kebetulan !


Kebetulan aku suka sudah lama. Dan kebetulan aku gak bisa ‘pindah’.

Now playing : Jikustik - Dia Harus Tahu
Yang asyik didengerin Minggu ini : G-Dragon ft Sky Ferreira - Black, G-Dragon ft Lydia Paek - Ride Or Die, Semua lagunya RAN, HiVi!, GAC, Deretan lagu Agnez Mo di album barunya (Terutama Coke Bottle, Walk dan Flyin High ! )

4 komentar:

  1. emm nggak komentar ah cuman mau ngomong
    "akhirnya kamu ngeblog lagi nak.. nggak sia-sia gue pencet join this site" hahhahaha :V

    BalasHapus
  2. "Kebetulan aku suka sudah lama. Dan kebetulan aku gak bisa ‘pindah’."

    kalo udah lama mah bukan kebetulan, tapi udah lewat proses panjang haha menurut gue sih.

    eniwei bagus postnya. menarik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. WAH ! Hehe, iya, kan udh dibilang blognya agak absurd xixixi. Suatu kehormatan kak, terimakasih udh mampir duh *beresin debu*

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus

Buat yang non-blogger dan pingin ngomen,isi form Nama/URL Isi dengan nama kamu,dan URL-nya link fb kamu . Selamat mengomen,no SARA eaaaa...